KUMPULAN PUISI MAHASISWA FARMASI POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR 2022
1. BAYANGAN BERDEBU
Karya Yusrifal
Sekira bayang yang harusnya hitam pekat
Namun ternyata lebih seperti rasa yang jelas dengan tersurat
Seumpama bayang yang tak bisa ditinggalkan
Namun tak bisa pula didapatkan
Selayaknya bayang yang seperti beda dunia
Memilikinya seperti hidup dengan hampa
Entah akan berujung kecewa
Entah akhirnya menyerah karena tak kunjung nyata
Selaksana bayang yang tak memiliki wujud
Atau sebenarnya ada namun telah hancur
Seperti besi yang lebur di tangan Sang Daud
Atau ibarat nasi yang terlanjur menjadi bubur
2. JINGGA SENJA
Karya Fay Aster
Di kala saat gelap yang mencekam itu,
Jiwa pun terasa tumpat
Ibarat terbelenggu dalam sangkar
Hingga lenyap celah untuk sekadar mengisi rongga
Dan kau hadir bagaikan lentera
Menerangi sukma yang redup
Dia, Dengan sorot matanya yang selalu teduh
Seteduh jingga senja
Dengan kilau manikmu memandangku
Kau dan aku menjadi kita
Kita,
Pernah beriringan dibawah cakrawala yang sama
Kita
Pernah mendulang kisah yang tumpat oleh mantra
Menambat bait aksara yang rumit untuk diungkap
Dan akhirnya sepersekian detik,
Ia yang seperti senja lalu menghilang
Dan ia tak lagi hangat bagai mentari
Dengan kata yang terpenggal diujung sana
Dan dengan napasnya yang akan usai
Dingin pun menelusuk hingga ke rusuknya
Kuasa pencipta dengan segala takdir yang ia ukir
Ia berubah menjadi debu yang diterbangkan oleh angin
Waktunya sudah tak berputar lagi
Ketakutan semakin menggerogoti jiwa yang terus bertanya
Langit mana yang kini akan ia tuju?
Apakah pelita akan redup kembali?
Apakah bising akan ditelan sunyi lagi?
3. ILANI
Karya Ilani
Setelah dua kali Sang Bumi merayu Sang Surya
Dua kali pula ruang dan waktu seakan lupa sebuah janji
Sontak terbesit bayang berlatar cahaya
Bagaikan semesta sedang bereinkarnasi
Hadir di tengah pandang yang tercuri
Menyelinap di tengah hati yang tiba-tiba berhenti
Kembali hidup karena sosok Ilani yang bermata jeli
Bukti ruang dan waktu tak bisa lupa pada janji
4. SAKIT YANG TAK BERTANDA
Karya Juna
Ada yang disangka baik tapi ternyata buruk
Ada yang disangka buruk tapi ternyata baik
Tidak puas dengan hasil yang ada
Akhirnya lebih buruk dari sebelumnya
Ingin rasanya pergi
Ingin rasanya Jauh
Tak lagi melihat dan mendengarmu yang nyata
Tetap saja hati ini tak ingin berpaling
Sekiranya cahaya akan menyinari
Angin yang akan mendamaikan
Lalu hujan yang mengguyur mencemaskan
Tetap saja goresan ini membekas
Saat mungkin semua terlihat baik-baik saja
Luka yang disangka tak membekas
Lelah yang terasa tak beralasan
Aku tahu ini sakit yang tak bertanda
5. ILANI 2
Karya Ilani
Dengan penuh hati
Dan dengan penuh berani
Dia coba persembahkan setangkai melati
Yang Dia petik sendiri untuk Sang Ilani
Sang Ilani yang telah membangunkannya kembali
Dari tidur lelap akibat kehabisan air mata
Yang pernah tertumpah ruah dari hati
Dan kini terisi kembali bagaikan kesempatan kedua
Bahagia, risih atau biasa saja
Sekarang terserah Sang Ilani
Kini Dia hanya akan melukisnya dalam kata-kata
Sambil belajar agar tak kehabisan air mata lagi
6. BUTA
Karya Yusrifal
Terlepas dari hitam dan putih
Beberapa abu-abu karena terlihat buram
Beberapa menguning karena penyakit hati
Beberapa membiru karena lebam-lebam
Dunia seakan berlaku kejam terhadap hati yang lembut
Bahkan terkadang seakan tak memiliki hati nurani
Keadilan sering kali datang terlambat
Atau bahkan tidak datang sama sekali
Mungkin itulah alasan lady of justice disimbolkan buta
Atau itulah tujuan dia diberi penutup mata
Agar mudah dituntun oleh pemegang kuasa
Yang lupa bahwa takdir tidak buta atas darma dan karma
7. SUDAH SEJAUH MANA?
Karya Taraxacum
Di waktu yang berulang
Namun, tak terulang
Jutaan arah telah tercipta
Untuk bertemu pencipta
Sang pemilik cinta
Barangkali kau lupa
Ia selalu menyapa
Untuk mendengarmu bercerita
Perihal suka maupun duka
Namun, tak jarang kau menunda dan berakhir lupa
Ingatlah!
Ia selalu memberi yang terbaik tanpa kau minta
Termasuk kuasa untuk memilih bahagia
Namun, saat kau dibanjiri air mata
Pintamu seolah paling menderita
Berhentilah putus asa
Karna sejatinya kau berada disebuah arah
Jadi, buatlah sebuah sejarah
Tumpuklah kata diatas sajadah
Untuk diserahkan kepada Allah
Semoga sebagai benih surga
Agar tak perlu menyapa neraka
8. ANTARA
Karya Fay Aster
Di bawah Angsana itu,
Kau bersila dengan tangan melipat
Dengan ujung bibir melengkung ke atas
Dan dengan manik bagaikan sabit
Pelupuk matamu menyaksikan asaku yang berguguran
Ujung bibirmu terus merekah
Warnamu berubah
Dan tak lagi hitam
Semesta mendadak sunyi
Dengan angin yang meliuk-liuk
Dan ilalang yang berembus kecil
Mengitari semesta yang tak berhingga
Memori kembali bergelayut
Tatkala menyadarkan batin
Akan kita yang tak lagi sama
Kau fana, dan aku masih dipenuhi luka
Kutatap cahaya dalam senja yang kian temaram
Rasanya ingin memberontak
Menahan sesak dan marah
Yang siap tumpah ruah kapan saja
Kau diciptakan oleh-Nya
Dan kau kembali kepada-Nya
Lantas aku masih disini
Sendiri...
9. ILANI 3
Karya Ilani
Bagai sastra dan fisika
Bagai bayang dan nyata
Bagai jiwa dan raga
Bagai pelita dan gulita
Aku paham bahwa ada banyak pembeda
Menjelma sebagai jarak yang jauh
Entah seberapa dalam dia harus harus bersembunyi di dalam dada
Atau seberapa jauh jarak yang dia harus tempuh
Mereka beda hulu namun mungkin sama muara
Mereka beda asal namun mungkin sama tujuan
Mereka beda bahasa namun mungkin sama suara
Mereka beda pijakan namun mungkin sama junjungan
Semuanya bergantung pada kehendak Sang Ilani
Membiarkannya tetap beda atau membuatnya sama
Memberikannya hidup dalam darma
Atau menghukumnya dengan karma
10. TEMU
Karya Fay Aster
Dia dan sekuntum aster putih
Bait siulannya yang lembut
Dengan tawa yang tak henti menepi
Membantu menitik balutan langit yang tergores
Dia dan surainya yang menari-nari,
Juga titik langkahnya yang kecil
Juga jemarinya yang lentik bagai peri
Juga pipi merah seperti apel
Tatkala kepalanya menoleh ke belakang
Lalu dua pasang manik berpatri
Lantas siapa yang lebih dulu menyapa?
Apakah dia?
Atau malah aku?
11. SUNGGUH
Karya Yusrifal
Cinta yang sungguh tak akan lekang lantaran waktu yang berlalu
Tak akan lapuk lantaran hujan bahkan badai
Tak akan hangus lantaran dibakar api karena cemburu
Tak akan pecah lantaran terjatuh berkali-kali
Tapi pada cerita sesungguhnya
Cinta yang lama dikhianati lantaran cinta yang baru
Atau bahkan sebaliknya
Seperti api yang membakar kayu dan menjadikannya abu
12. ILANI 4
Karya Ilani
Membaca sebuah lembaran tanpa isi
Hanya di dalam hati
Menyanyikannya tanpa bunyi
Sebuah lirik tentang Sang Ilani
Bagaikan melukiskan gunung yang belum pernah ku daki
Bagaikan menggambarkan laut yang belum pernah ku salami
Bagaikan mengajarkan ilmu yang belum pernah ku pelajari
Bagaikan berpuisi tentang dia yang belum sempat ku kenali
13. MENGIKIS JARAK
Karya Sunnyva
Hawa damai sinar Mentari
Bagai melabai tanda menari
Rasa hati kian memanis
Sepucuk surat,jarak mengikis
Sejauh mata kian menatap
Nampak jauh tetap menetap
Walau pernah risau oleh jarak
Kini sembuh tubuh seakan merangkak
Menemui bentuk dari saling percaya
14. MENETAP
Karya Jr'
Teruntuk purnamaku yg kembali
Malam membawamu bersama gelap
Nan serta dingin yg menusuk Tulang
Hadirmu dlm gelap
Membawa cahaya penuh asa
Terang sinarmu, menenggalamkan takutku kan gelap malam
Purnamaku yg sempurna
Tetaplah
Terus menerangi gelapnya malamku
Dariku, Milikmu.
15. HILANG
Karya Yusrifal
Kau tak seperti cahaya yang hilang di tengah hujan
Yang akan muncul lagi setelahnya
Tapi kau lebih seperti keutuhan
Yang hilang di tengah retak, selamanya
Hilang seutuhnya
Habis tak tersisa
Pergi entah kemana
Dan tersisa saya
Iya, saya bukan aku
Karena tidak ada lagi kamu
Hanya ada mereka
Tapi mereka semua hanyalah dia
Kini hanya mencoba memperbaiki
Menambal yang hilang
Lalu membiasakan diri
Sendiri di sebuah ruang
Komentar
Posting Komentar