MENJAGA KESEHATAN MENTAL DI TENGAH PANDEMI





Halo sobat CPers! Lama tidak berjumpa. Kali ini CP’Log kembali lagi dengan tema yang baru. Tema yang kami angkat kali ini yaitu tentang “Menjaga Kesehatan Mental Di Tengan Pandemi”, dimana tema ini sangat sesuai dengan situasi atau keadaan yang sedang terjadi saat ini, yaitu keadaan dimana seluruh penjuru dunia sedang berfokus dengan wabah penyakit baru yaitu covid-19 .

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

Coronavirus disease 2019 atau disebut juga COVID-19 saat ini menjadi pandemi hampir di seluruh negara di dunia. Wabah pandemi ini memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan psikologis individu dan masyarakat. 

Kesehatan jiwa atau kesehatan mental adalah tingkatan kesejahteraan psikologis atau ketiadaan gangguan jiwa. Dampak psikologis selama pandemi diantaranya gangguan stres pascatrauma, kebingungan, kegelisahan, frustrasi, ketakutan akan infeksi, insomnia dan merasa tidak berdaya. Bahkan beberapa psikiatris dan psikolog mencatat hampir semua jenis gangguan mental ringan hingga berat dapat terjadi dalam kondisi pandemi ini. Bahkan kasus xenofobia1 dan kasus bunuh diri karena ketakutan terinfeksi virus sudah mulai bermunculan.

Reaksi kecemasan akan berbeda pada setiap individu. Untuk sebagian orang reaksi kecemasan tidak selalu diiringi oleh reaksi fisiologis. Namun pada orang-orang tertentu, kompleksitas respons dalam kecemasan dapat melibatkan reaksi fisiologis sesaat seperti detak jantung menjadi lebih cepat, berkeringat, sakit perut, sakit kepala, gatal-gatal dan gejala lainnya. Kecemasan biasanya berasal dari persepsi terhadap peristiwa yang tidak terkendali.

Pada dasarnya mengelola kecemasan agar tetap pada tingkatan yang proporsional, merupakan hasil dari proses penilaian (perception of situation) yang terjadi berulang kali. Proses penilaian dapat berubah seiring seseorang terpapar oleh informasi. Perubahan penilaian ini kemudian berdampak pada bentuk coping. Pada awal-awal masa pandemi COVID-19, tindakan membeli kebutuhan secara berlebihan (beli panik/panic buying) merupakan salah satu contoh penilaian individu terhadap ancaman kelangkaan bahan kebutuhan pokok. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena masyarakat telah menyadari bahwa hal tersebut tidak efektif.


Beberapa tanda seseorang mengalami gangguan mental akibat pandemi:

    1. Perubahan pola tidur.

    2. Gangguan pola makan.

    3. Sulit berkonsentrasi.

    4. Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan. 

    5. Timbulnya rasa bosan dan stres, terutama pada remaja dan anak-anak karena terus berada di rumah         dan harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. 

    6. Memburuknya kesehatan fisik, khususnya bagi orang dengan penyakit kronis seperti diabetes dan

        hipertensi.

    7. Rasa takut berlebihan akan keselamatan diri dan orang-orang terdekat.

    8. Muncul gangguan psikosomatik.  


Beberapa tips dalam menjaga kesehatan mental di tengan pandemi antara lain yaitu:

    1. Mengurangi menonton, membaca atau mendengarkan berita yang membuat kecemasan meningkat.

    2. Menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat.

    3. Gunakan sumber terpercaya untuk mendapatkan informasi tentang COVID-19.

    4. Kurangi waktu Anda dan keluarga menonton, membaca, atau mendengarkan liputan berita                    yang  meresahkan.

    5. Tidak perlu panik dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

    6. Saling mendoakan, mohon perlindungan kepada Allah SWT

    7. Melakukan hal-hal positif seperti berolahraga, berkebun dan lain sebagainya. 


Pentingnya menjaga kesehatan mental ditengan pandemi

Menjaga kondis psikis merupakan hal yang sangat penting apalagi pada situasi saat ini dimana setiap orang sedang berfokus pada wabah jenis baru yaitu COVID-19. Menjaga kondisi psikis atau kesehatan setiap orang itu perlu agar tetap positif dan dapat berpikir dengan jernih. Apabila psikis terganggu maka akan berdampak buruk bagi pola hidup manusia dan juga dapat mengakibatkan kondisi tubuh atau menurunnya level imun tubuh untuk menangkal virus itu sendiri.


Maka dari itu jika mulai merasa memiliki gejala gangguan mental ringan, langkah awal adalah minta pertolongan pada lingkungan terdekat yang dipercaya, bisa pasangan, orangtua, kakak, atau sahabat. Jika hal tersebut kurang berhasil maka meminta bantuan pihak yang kompeten seperti ahli kejiwaan juga merupakan jalan keluar yang baik.



YUK KUNJUNGI PUSTAKA IMAGINE (Kumpulan Berbagai Buku Ilmu Kefarmasian)

https://channelpharmacypkm.blogspot.com/2021/06/pustaka-imagine.html




Berikut link kuesioner tingkat kepuasan CPlog edisi November, Silahkan diisi setelah membaca sobat C'Pers

Komentar

  1. Wah mantap nih, biar gak kena mental

    BalasHapus
  2. Kesehatan mental paling jarang dilirik oleh masyarakat umum. Thank u Channel Pharmacy PKM telah mengedukasi dan mengenalkan ke masyarakat bahwa kesehatan mental juga penting untuk dijaga๐Ÿ’œ

    BalasHapus
  3. good job cp, informasi yang sangat bermanfaat

    BalasHapus
  4. Naisss sangat mengedukasi sekali๐Ÿฆ‹

    BalasHapus
  5. Kesehatan mental sangat penting apalagi dalam keadaan pandemi sekarang, terima kasih edukasinya sangat bermanfaat ��

    BalasHapus
  6. Keren, sangat bermanfaat๐Ÿ˜‡

    BalasHapus
  7. Thanks for info ๐Ÿ˜‡๐Ÿ™

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUSTAKA IMAGINE

Tips Menjaga Pola Makan Meskipun Sibuk

Batas Wajar Konsumsi Gula Dalam Sehari